
lonceng telah kau padamkan
bunyinya juga menambah kesan mistis
seakan akan menyentuh jiwaku
samatiku dari rahim wija to bela’ benjan kaluku
dengan lapangdada saya terima titipanmu di utara latimojong sinaji
yang di perjuangkan dengan darah dan tetesan air mata
dibawah sumpah untuk mengabdi,berjuang dan berbakti kepada leluhur
Wija to bela’ menyalah dalam jiwaku
akhirnya aku berharap untuk anakmu nanti
siang dan malam jagalah ia
kemungkinan sebagian besar dia lelaki
ajarilah berkelahi dengan pikiran
lalu kau bidik dengan tepat sasaranmu
bercerminlah dan liat di bola matamu
pandanganmu sebersih ujung badik
ku tiitpkan satu titik di dalamnya
suaramu adalah peluru
aku mengandalkanmu
kalau darahnya mengalir berkelana di setiap denyut nadimu
jangan larang aku tetap setia dan rindu kepadamu
karna darah kehidupan dari peradaban yang nyata